Kearifan lokal tidaklah sama di setiap daerah karena pada dasarnya kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal berinteraksi dengan lingkungan tempat hidupnya secara arif. Kearifan lokal ini menjadi sebuah budaya yang turun-temurun diturunkan ke generasi selanjutnya.
Dalam kehidupan masyarakat kearifan lokal terwujud dalam peraturan-peraturan atau kebiasaan-kebiasaan yang senantiasa dilakukan oleh suatu komunitas itu sendiri.
Dalam komunitas masyarakat Sunda misalnya ada pepatah lokal berbunyi "leuweung rusak, cai beak, manusia balangsak" artinya jika hutan telah rusak, air akan habis dan manusia akan sengsara. Kalimat pepatah tersebut tentu saja memiliki makna yang secara nyata diserukan kepada manusia agar senantiasa menjaga kelestarian alam. Tradisi-tradisi atau budaya setempat pada dasarnya dapat diperoleh melalui :
1. Pengalaman hidup dalam menghadapi lingkungan, terutama dari aspek fisiknya.
2. Pengalaman hidup sebagai mahluk sosial dalam bentuk hubungan sosial.
3. Komunikasi simbolik baik itu melalui benda, manusia, tindakan, ucapan, gerak tubuh dan peristiwa yang bermakna)
Konesep pembangunan berkleanjutan memberikan implikasi adanya batas yang ditentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial mengenai sumber daya alam serta kemampuan biosfer dlam menyerap berbagai pengaruh aktivitas manusia.
Penerapan nilai kearifan dalam era pembangunan saat ini tidak harus persis sama dengan apa yang ditanamkan pada masyarakat tradisional.
Dalam pengelolaan sumber daya alam, contoh nilai kearifan yang dapat dilaksanakan misalnya dengan mereklamasi lahan bekas tambang agar wilayah bekas tambang kembali pulih seperti sediakala.
Dalam pengelolaan sumber daya alam, contoh nilai kearifan yang dapat dilaksanakan misalnya dengan mereklamasi lahan bekas tambang agar wilayah bekas tambang kembali pulih seperti sediakala.
Kaitan Kearifan Lokal Dengan Sumber Daya Alam
Reviewed by Admin
on
Oktober 16, 2022
Rating:
Tidak ada komentar: